skip to main |
skip to sidebar
Tausyiah Habib Novel di Malang 16 Januari 2013
Ada
sebuah qasidah yang disusun oleh penulis maulid simtuduror Al Habib Ali
bin Muhammad bin Husein Alhabsyi, satu qasidah ini jika sudah kita
pegang dan amalkan dalam kehidupan maka itu sudah cukup, Al Imam
Muhammad bin Anis bin alwi alhabsyi (guru habib novel alaydrus) beliau
pernah menjelaskan bahwa qasidah yang diciptakan Al Habib Ali bin
Muhammad bin Husein Alhabsyi, I’rifil Haq liahlil haq wasluk ma’ahum.,
“kenalilah hak orang-orang ahli hak dan berjalanlah kamu bersama mereka”
yang dimaksud ahlul haq (diantaranya para auliya’ wa sholihin), yang
disebut orang2 yg sholeh adalah orang yg dekat dg Allah S.W.T yang
membaktikan hidup untuk ta’aat pada Allah S.W.T , menjauhi larangan
Allah S.W.T, Orang2 yg melihat apa yg dicintai rosul, apa yang dicintai
rosul, dia selalu melihat apakah didirinya sudah memiliki apa yang
dicintai Rasulullah S.A.W, jika belum ada maka dia akan berusaha untuk
meletakkan sesuatu yang dicintai Rasulullah S.A.W didalam dirinya,
dilihat didirinya apa ada yang dibenci oleh Rasulullah S.A.W dan jika
masih ada maka dia akan berusaha menghilangkan apa yang dibenci
Rasulullah S.A.W dalam dirinya, karena dia ingin dekat dg Rasulullah
S.A.W, para wali org sholeh bukan hanya mereka yAng berjubah, bergamis,
memakai imamah, memaki libasul Taqwa karena dalam sebuah hadist
disebutkan berpa banyak orang yang memakai pakaian para nabi, tapi
sayang amalan-amalan nya amalan yang dimurkai oleh Allah S.W.T.pakaian
ini memang sunnah dipakai org muslim (jubah, gamis, rida) tapi pakaian
ini tidak bisa menjadi ukuran kewalian seseorang, tidak bisa menjadi
ukuran kesholehan seseorang, tidak bisa menjadi ukuran keilmuan
seseorang krn itu kita jngn tertipu oleh orang2 yang hanya sekedar
berpenampilan orang sholeh, karena belum tentu dia itu wali disisi Allah
S.W.T belum tentu org tersebut alim disisi Allah S.W.T, seorang yang
alim disisi Allah sebagaimana disebutkan dalam wahyu Allah S.W.T INNAMA
YAHSYALLOHA MIN ‘IBADIHIL ULAMA’
Sesungguhnya yang namanya ulama adalah
orang-orang yang bisa takut kepada Allah, sesungguhnya yg takut kepada
allah dari semua kalangan hambanya adalah para ulama’, oleh sebbab itu
cirri utama seorang ulama’ adalah punya rasa takut yg tinggi kepada
Allah S.W.T, takut pada pendengarannya, takut pada pandangannya, takut
gerak langkahnya nya, takut terhadap apa yang dimakannya, dsb semuanya
dia takuti secara keseluruhan , dan al ulama’ yang dimaksud salah
satunya seperti Al Imam Ali Zainal Abidin r.a yang mana beliau adalah
seseorang yang dalam satu hari selalu sholat sunnah 1000 rokaat, beliau
berderma tanpa takut miskin, ibadah beliau sangatlah luar biasa, akan
tetapi beliau selalu menangis kepada Allah agar diselamatkan dalam siksa
api neraka, bahkan suatu ketika beliau sedang khusyu’ sholat, rumah
beliau terbakar, semua orang-orang berbondong-bondong untuk mengingatkan
beliau, tapi saat itu kobaran api terlalu besar,dan orang-orang
menunggu sampai kobaran api sedikit berkurang,dan saat orang-orang masuk
mereka melihat saat itu Al Imam Ali Zainal Abidin r.a sedang khusyu’
sholat sehingga mereka tidak berani mengganggu, dan saat beliau selesai
sholat beliau bertanya apa yang sedang terjadi, dan orang-orang berkata
apakah engkau tidak menyadari bahwa rumahmu telah terbakar wahai cucu
Nabi Muhammad , maka Al Imam Ali Zainal Abidin r.a berkata “api neraka
yang besar telah membuat aku tidak menyadari kobaran api yang kecil ini”
,
Imam syafii beliau dalam satu hari khatam Al Qur’an satu kali
dan saat bulan Ramadhan beliau khatam Al Qur’an dua kali dalam satu
hari,
Imam Abu Hanifah setiap hari khatam Al Qur’an dan bahkan
dalam sebuah riwayat disebutkan “sekian puluh tahun beliau sholat hanya
dengan satu wudlu’’, beliau yang berjalan melewati sebuah pasar
mendengar orang berkata “itulah imam yang luar biasa, imam yang tidak
pernah tidur, imam yang selalu beribadah kepada Allah”, hal ini membuat
Imam Abu Hanifah menangis pulang kemudian memohon ampun kepada Allah
tentang segala perasangka baik yang diucapkan oleh masyarakat, karena
imam abu hanifah belum mampu seperti itu, karena beliau baru bisa bangun
separuh malam, belum semalam penuh maka mulai saat itu beliau membuat
dirinya tidak tidur setiap malam, beribadah setiap malam hingga puluhan
tahun guna mewujudkan prasangka baik para orang muslim, saat beliau
meninggal beliau telah menghatamkan AlQur’an selama 7000 kali,
Imam
Ahmad Bin Hambal seorang yang menghafalkan lebih dari 1 juta hadist
sehingga mendapat sebutan Imam Ahlusunnah Wal Jamaah, beliau yang
seperti itu masih tawadlu’ kepada imam syafi’I, beliau menimba ilmu
kepada imam syafi’i dan setiap hari selepas sholat beliau selalu
mendo’akan imam syafii “ Robbigh firly waliwalidayya wali Muhammad bin
Idris AsSyafi’I”, beliau seorang ulama’ tapi tetap mendo’akan ulama’
yang lain, inilah yang namanya orang sholeh, inilah namannya orang yang
dekat dengan Allah S.W.T
inilah beberapa contoh para Ahlu Haq,
beberapa cerita ini bukan diceritakan sebagai penghias telinga, yang
hanya didengar tapi tidak dicoba untuk sedikit saja ditiru, tapi cerita
ini sebagai contoh agar kita belajar sedikit demi sedikit untuk meniru
apa saja yang dilakukan oleh para Ahlu Haq.
Al Imam Abdullah
bin Alwi Alhadad beliau adalah seorang habib yang sejak usia 4 tahun
kehilangan penglihatannya, tapi hal tersebut tidak mensurutkan keniatan
beliau untuk dekat dengan Allah S.W.T, setiap hari diwaktu kecil beliau
pulang dari sekolah kebiasaan beliau adalah sholat sunnah 100 sampai 200
roka’at , kebiasaan yang lain adalah beliau selalu berjalan-jalan dari
masjid kemasjid untuk menjalankan sholat tahiyatul masjid 2 rokaat,
selesai sholat dari masjid yang satu, beliau lanjut sholat kemasjid yang
lainnya, dan itu beliau lakukan terus menerus sepanjang hari untuk
mendapatkan barokah dari seluruh masjid dikota beliau, dan dikota
tersebut ada kurang lebih 360 masjid.
Inilah perbedaan kita dengan
orang-orang yang sholeh, maka dari itu kita jangan meremehkan
orang-orang yang sholeh , jangan mengatakan beliau-beliau sama dengan
kita karena beliau-beliau adalah orang yang dipilih oleh Allah S.W.T,
beliau semua memang sama makan dan minum seperti apa yang kita makan
yang membedakan adalah sebelum makan beliau semua selalu meneliti
makanan yang mereka makan sudah halal atau tidak, dan mereka makan
sekedar untuk menyambung nyawa sedangkan kita makan untuk memuaskan
nafsu-nafsu kita.
Jika I’rifil Haq (Ahli Haq) sudah kita ketahui
maka mengertilah akan kewajiban kita kepada beliau semua, mengertilah
kedudukan-kedudukan beliau, jangan sampai kita tidak menghormati kepada
para Ahlu Haq, Al habib husin bin Muhammad bin tohir alhadad bagaimana
beliau adalah seorang yang sholeh beliau selalu mengikuti jejak
kakaknya, dimanapun kakaknya berada Al Habib Husin bin Muhammad bin
Tohir AlHadad menjadi pembantu untuk kakaknya, memuliakan kakaknya,
membawakan sandal kakaknya, sampai orang-orang mengira Al Habib Husin
bin Muhammad bin Tohir AlHadad adalah pembantu kakaknya, padahal beliau
adalah adiknya, tidak hanya itu ketika dirumah beliau tidak pernah tidur
diatas ranjang, tapi beliau selalu tidur diatasa lantai karena beliau
tahu kedudukan,kewalian kakaknya disisi Allah S.W.T, sehingga beliau
tidak berani posisi tidur beliau lebih tinggi dari posisi tidur kakak
beliau.
Sayyidina Abdullah bin Abbas suatu ketika beliau mendengar ceramah
seorang sahabat Rosulullah S.A.W ceramah, setelah sohabat tersebut
selesai ceramah, Sayyidina Abdullah bin Abbas langsung pergi ketempat
parkir kendaraan sohabat tersebut , mencari kendaraan, maka kemudian
Sayyidina Abdullah bin Abbas mengambilkan dan menuntun kendaraan
tersebut (dalam bentuk hewan) untuk sohabat, padahal Sayyidina
Abdullah bin Abbas adalah Habrul Ummah ulamanya sohabat, sepupu rosul,
tapi apa yang beliau lakukan yaitu menempatkan diri beliau sebagai
tukang penuntun kendaraan (kuda,onta,keledai ),maka saat itu sang
sohabat melihat akhlaq seorang sepupu Rasulullah S.A.W, kemudian sang
sohabat lari menuju Sayyidina Abdullah bin Abbas kemudian mengatakan
“jangan ambilkan tunggangan saya, biar saya ambil sendiri, bukan seperti
ini wahai sepupu Rosul, engkau orang yang mulia” akan tetapi Sayyidina
Abdullah bin Abbas menjawab “beginilah yang diajarkan oleh Rasulullah
S.A.W, kami para ahlul bait Rasulullah S.A.W diperintahkan untuk
menghormati ulama’-ulama’ kami”, kemudian sang sahabat memegang tangan
Sayyidina Abdullah bin Abbas untuk menciumnya tetapi Sayyidina Abdullah
bin Abbas mengatakan tidak usah mencium tangan saya dan kemudian malah
beliau yang mencium tangan sang sohabat dan mengatakan beginilah
seharusnya apa yang dilakukan seorang umat islam untuk memuliakan
ulama’, inilah ketawadlu’an para ahlul bait Rasulullah S.A.W . Allah S.W.T dalam wahyunya mengatakan “siapa yang mengagungkan syiar Allah itu bukti ketakwaan hatinya”
Al Imam Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi (Sohibul Maulid
Simtuduror) beliau pernah diajak kakak beliau untuk naik dalam satu
hewan tunggangan, dan Al Imam Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi
sebagai seorang adik mengatakan kepada kakak beliau “ Wahai kakak ku
engkaulah yang duduk didepan dan saya yang dibelakang” karena beliau
sebagai adik tidak ingin membelakangi kakaknya, akan tetapi kakak beliau
mengatakan “Tidak wahai adikku, Engkaulah yang didepan dan aku yang
dibelakang” karena sang kakak yang merupakan mufti mekkah, yang mewarisi
kewalian ayahnya, menganggap maqom adiknya lebih tinggi dari pada
dirinya, kemudian Habib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi menuruti
permintaan kakaknya, akan tetapi dalam hati beliau menganggap dengan
duduk didepan beliau adalah sebagai supir dan kakak ku adalah bosnya,
Inilah akhlak, tau kedudukan setiap orang, inilah yang menyebabkan
orang-orang terdahulu cepat menjadi wali karena mereka mengetahui hak
setiap orang,
Hal pertama yang diperintahkan dalam syair “I’rifil
Haq liahlil haq” kita harus mengerti bagaimana menempatkan diri
dihadapan orang-orang yang sholeh, baik yang masih hidup maupun yang
sudah meninggal dunia, jangan dianggap para wali yang sudah meninggal
tidak bisa melihat kita, tapi bahkan beliau-beliau yang sudah meninggal
seperti tiada batas dengan kita, cara pandang seperti ini yang harus
kita tancapkan dalam hati, kemudian “wasluk ma’ahum” kemudian ikuti
mereka berjalan bersama mereka menempuh jalan ketakwaan, dimanapun
mereka menempuh jalan ikutilah dibelakangnya. Untuk bisa mendapatkan
kebahagiaan sejati (dikubur,dimahsyar, disyurga , memandang wajah
Rasulullah S.A.W, dsb) semua tergantung bagaimana kita meneladani
orang-orang sholeh tersebut.
Sungguh beruntung orang pernah melihat
para wali Allah S.W.T atau melihat orang-orang yang pernah melihat para
wali Allah S.W.T.
Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Alhabsyi ketika
berusia 19 th, sebagaimana yang disebutkan dalam kalam beliau, beliau
ziarah kepada Nabi Muhammad S.A.W saat itu ada ledakan cahaya dari
hujroh nabawi dan muncullah sosok Nabi Muhammad S.A.W kemudian Nabi
Muhammad S.A.W memberikan kabar gembira kepada beliau dan Habib Ali Bin
Muhammad Bin Husein Alhabsyi melihat Nabi Muhammad S.A.W.
dalam
sebuah hadist Rasulullah S.A.W mengatakan “Sungguh beruntung orang yang
pernah melihat Aku (Rasulullah S.A.W) atau melihat seseorang yang pernah
melihat aku (Rasulullah S.A.W) “, Ahli dhohir menafsirkan seseorang
yang pernah melihat aku (Rasulullah S.A.W) adalah para shohabat dan
tabi’in, akan tetapi para ahli sufi menafsirkan bahwa kata “melihat Aku
(Rasulullah S.A.W)” bukanlah melihat Rasulullah S.A.W ketika masih dalam
keadaan hidup saja, dan dalam hadist yang lain Rasulullah S.A.W
mengatakan “ siapa yang bermimpi melihat aku (Rasulullah S.A.W), maka
dia telah benar-benar melihat aku (Rasulullah S.A.W) , karena syetan
tidak bisa menjelma menjadi diriku (Rasulullah S.A.W) ” dan dalam hadist
yang lain Rasulullah S.A.W berkata “ siapa yang melihatku (Rasulullah
S.A.W) dalam mimpinya, maka pasti dia akan melihatku (Rasulullah S.A.W)
secara nyata”, perbedaan pendapat para ulama’ membuat kata “melihatku
(Rasulullah S.A.W) secara nyata” ditafsirkan menjadi 3 kelompok yaitu
melihat secara nyata ketika nanti disyurga, melihat secara nyata ba’dal
maut, dan terakhir pendapat yang dipegang para alawiyah pawa sufiyah
yaitu melihat secara nyata adalah saat ini dalam kehidupan
dunia,kubur,mahsyar dan syurga.
Inilah salah satu alasan
diadakannya “Haul” yang membuat para ulama’ besar dari segala penjuru
dunia menyempatkan diri untuk selalu hadir dalam kegiatan haul para
wali-wali Allah S.W.T, agar para masyarakat yang hadir diacara haul
melihat wajah para ulama’-ulama’ besar karena beliau-beliau sudah pernah
memandang wajah para auliya’, beliau para ulama’ besar tidak mengatakan
untuk melihat wajah beliau, tapi dengan kehadiran beliau mata kita
telah memandang wajah beliau-beliau sehingga ini bisa menjadi perantara
karena para ulama’ besar sudah pernah memandang wajah para auliya’,
sehingga sungguh beruntung bagi kita yang bisa memandang wajah-wajah
beliau.
Sebuah cerita nyata dalam kitab Roudoh Royahin “kumpul
masyarakat untuk berdo’a karena dalam kondisi kekeringan, tapi do’a
mereka tidak kunjung dikabulkan tiba-tiba datang satu orang biasa yang
tidak kenal kesholihannya yang tidak dianggap juga oleh masyarakat, tapi
kemudian dia berjalan dan berhenti menengadahkan kearah langit dan
berkata “dengan berkah cinta-Mu kepadaku maka turunkanlah hujan”, orang
yang mendengar do’a tersebut merasa keheranan dengan do’a tersebut tapi
selesai do’a itu diucap hujan kemudian turun, maka saat itu orang
tersebut ditanya oleh masyarakat kenapa kamu dengan percaya diri
mengatakan Allah S.W.T mencintaimu, dan dia menjawab bagaimana Allah
S.W.T tidak mencintaiku jika Allah S.W.T sudah mengizinkan mataku
memandang Abu Yazid Al-Busthomi. orang zaman dahulu selalu yakin sangat
beruntung jika sudah memandang wajah para wali.
Dalam sohih bukhori
diceritakan para tabi’in ketika akan perang selalu mencari adakah
ditengah-tengah mereka orang yang pernah melihat para sohabat yang
pernah melihat wajah Rasulullah S.A.W, jika ada maka para tabi’in yakin
bahwa mereka akan memenangkan perang tersebut berkah adanya mata yang
pernah memandang wajah Rasulullah S.A.W.
Mata memiliki rahasia yang
sangat besar, rahasianya adalah Rasulullah S.A.W dilihat oleh seseorang
secara keseluruhan, dan mata Rasulullah S.A.W pernah melihat Allah
S.W.T, apa yang sudah dilihat oleh bola mata Rasulullah S.A.W direkam
oleh seluruh tubuh Rasulullah S.A.W dan ini adalah rahmat, dan jika ada
seseorang yang dengan penuh iman melihat Rasulullah S.A.W maka orang
tersebut telah mendapatkan percikan rahasia bagaimana Rasulullah S.A.W
melihat Allah S.W.T dan jaminan bagi yang melihat Rasulullah S.A.W
adalah syurga, dan jika ada orang yang mengatakan bahwa ada sohabat
Rasulullah S.A.W yang masuk neraka maka orang tersebut adabnya sangat
buruk kepada Rasulullah S.A.W. karena jika ada sahabat Rasulullah S.A.W
yang tidak mendapatkan syafaat Rasulullah S.A.W bagaimana dengan kita.
Habib Ali Bin Husin Al Athos ketika ziarah ke makam sunan gunung jati
bersama para jamaah, saat itu tidak semuanya bisa masuk kedalam makam,
tapi kemudian beliau berkata sudah ziarahnya dari sini saja diluar saja
dan beliau juga mengatakan “Demi Allah S.W.T kalau nanti aku
diperintahkan oleh Allah S.W.T untuk masuk kedalam syurga, maka tidak
akan kulangkahkan kakiku masuk dalam syurga sebelum aku cari kalian
semua yang ikut bersamaku dan aku ajak masuk kedalam syurga”
Sayyid
Muhammad bin Alwi Almaliki mengatakan Rasulullah S.A.W diberi 10
keindahan tapi didunia ini hanya 1 keindahan yang ditampakkan yang 9
akan diperlihatkan nanti diakhirat (9 keindahan di hijab didunia),
karena jika yang 9 ini juga dibuka didunia dan manusia bisa melihat ke
10 keindahan yang dimiliki oleh Rasulullah S.A.W maka jika manusia
menyayat wajahnya dengan silet pun tidak akan terasa karena terbius
dengan keindahan Rasulullah S.A.W.
Wallohu’alam.......
Ijazah dari Habib Novel Alaydrus
Do’a Rasulullah S.A.W untuk menghentikan hujan “Allohumma hawalaina wa la ‘alaina”
Untuk melihat videonya silahkan berkunjung ke Youtube
0 comments:
Posting Komentar